PELAKSANAAN PENGENDALIAN SOSIAL
Mengenai bagaimana cara pengendalian sosial dilaksanakan, kita mengenal tingkatan-tingkatan
dalam pelaksanaan pengendalian sosial, antara lain sebagai berikut.
1.Pengendalian
Intrinsik dan Ekstrinsik
Pengendalian
intrinsik adalah pengendalian dari dalam diri seorang individu dengan berpikir secara jernih, sabar, dan
jujur sehingga seseorang tidak terjerumus
ke dalam tindakan-tindakan yang
menyimpang. Di dalam ilmu jiwa, alat pengendali
ini dinamakan hati nurani. Hati nurani selalu bersifat jujur dan benar,
seolah-olah merupakan petunjuk Tuhan secara spiritual kepada umatNya secara
abstrak. Pengendalian ekstrinsik adalah
pengendalian dari luar terhadap perilaku menyimpang seseorang, bisa dilakukan oleh orang tua, keluarga dan
kerabat, tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta aparatur negara seperti
kepolisian, kejaksaan,dan pengadilan.
2.Pengendalian Preventif, Represif, dan Gabungan
Pengendalian preventif adalah pengendalian sosial yang
bersifat pencegahanagar seseorang tidak
melakukan penyimpangan perilaku. Bentuknya berupa nasehat-nasehat, anjuran, pendidikan budi pekerti,
pendidikan agama, dan lain-lain.Pengendalian sosial represif merupakan
pengendalian sosial yang dilakukan
setelah terjadi suatu pelanggaran, misalnya dengan teguran, sanksi
sosial, atau pun sanksi hukum. Pengendalian sosial gabungan merupakan gabungan
dari pengendalian preventif dan represif.
Pengendalian ini dilakukan dua kali, yaitu setelah dan sesudah penyimpangan
terjadi. Artinya, pengendalian ini berusaha mencegah sekaligus mengembalikan keadaan sesudah penyimpangan
terjadi.
3.Pengendalian Internal dan Eksternal
P en g e n d a l i a n s o s i a l d i l i h a t d a r i a s a l n y a d a p a t b e ra s a l d a r i d a l a m l e m b a g a i n te
r n a l maupun dari luar lembaga eksternal. Contoh
pengendalian sosial internal, misalnya pada
Departemen Pendidikan Nasional ada aparat pengendali yang disebut inspektur jenderal hingga para pengawas di tingkat
pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Contoh pelaku
pengendalian eksternal adalah aparat kepolisianatau tokoh-tokoh masyarakat
selaku pengamat pelaksanaan kebijakan pemerintah.
4.Pengendalian Persuasi dan Koersi
Dilihat
dari caranya, pengendalian sosial dapat berlangsung lewat cara persuasidan cara koersi. Cara persuasi dilakukan dengan
membujuk atau mengajak seseorangatau sekelompok orang secara halus untuk
mematuhi nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sebaliknya,
cara koersi dilakukan dengan cara kekerasan fisik atau dengan ancaman.
Pelaksanaannya dilakukan dengan menggunakan kekerasan fisik yang akhirnya menimbulkan dendam
bahkan korban.
5.Pengendalian
Compulsion (Paksaan) dan Pervasion (Pengisian)Berdasarkan tehniknya, pengendalian sosial dapat
dilakukan secara paksaan (compulsion) dan
pengisian (pervasion). Teknik compulsion diciptakan untuk memaksa
orang untuk mengubah perilakunya yang menyimpang dan akhirnya secara tidak langsung kembali patuh pada nilai dan norma. Teknik
pervasion dilaksanakan dengan cara menyampaikan nilai dan norma secara
berulang-ulang. Dengan teknik ini diharapkan seseorang dapat meningkat
kesadarannya dalam mematuhi nilai dannorma yang berlaku.
salah satu
cara melakukan pengendalian sosial melalui pendidikan agama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar