Jumat, 13 September 2013

Pengendalian Sosial ( Sosiologi)



PELAKSANAAN  PENGENDALIAN SOSIAL

      Mengenai bagaimana cara pengendalian sosial dilaksanakan, kita mengenal tingkatan-tingkatan dalam pelaksanaan pengendalian sosial, antara lain sebagai berikut.

1.Pengendalian Intrinsik dan Ekstrinsik

Pengendalian intrinsik adalah pengendalian dari dalam diri seorang individu  dengan berpikir secara jernih, sabar, dan jujur sehingga seseorang tidak terjerumus  ke dalam tindakan-tindakan yang menyimpang. Di dalam ilmu jiwa, alat pengendali  ini dinamakan hati nurani. Hati nurani selalu bersifat jujur dan benar, seolah-olah merupakan petunjuk Tuhan secara spiritual kepada umatNya secara abstrak. Pengendalian ekstrinsik adalah pengendalian dari luar terhadap perilaku menyimpang seseorang, bisa dilakukan oleh orang tua, keluarga dan kerabat, tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta aparatur negara seperti kepolisian, kejaksaan,dan pengadilan.

2.Pengendalian Preventif, Represif, dan Gabungan

Pengendalian preventif adalah pengendalian sosial yang bersifat pencegahanagar seseorang tidak melakukan penyimpangan perilaku. Bentuknya berupa nasehat-nasehat, anjuran, pendidikan budi pekerti, pendidikan agama, dan lain-lain.Pengendalian sosial represif merupakan pengendalian sosial yang dilakukan  setelah terjadi suatu pelanggaran, misalnya dengan teguran, sanksi sosial, atau pun sanksi hukum. Pengendalian sosial gabungan merupakan gabungan dari pengendalian preventif dan represif. Pengendalian ini dilakukan dua kali, yaitu setelah dan sesudah penyimpangan terjadi. Artinya, pengendalian ini berusaha mencegah sekaligus mengembalikan keadaan sesudah penyimpangan terjadi.
3.Pengendalian Internal dan Eksternal

P en g e n d a l i a n    s o s i a l   d i l i h a t d a r i   a s a l n y a d a p a t   b e ra s a l   d a r i   d a l a m l e m b a g a   i n te r n a l    maupun dari luar lembaga eksternal. Contoh pengendalian sosial internal, misalnya pada Departemen Pendidikan Nasional ada aparat pengendali yang disebut inspektur jenderal hingga para pengawas di tingkat pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Contoh pelaku pengendalian eksternal adalah aparat kepolisianatau tokoh-tokoh masyarakat selaku pengamat pelaksanaan kebijakan pemerintah.



4.Pengendalian Persuasi dan Koersi

Dilihat dari caranya, pengendalian sosial dapat berlangsung lewat cara persuasidan cara koersi. Cara persuasi dilakukan dengan membujuk atau mengajak seseorangatau sekelompok orang secara halus untuk mematuhi nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sebaliknya, cara koersi dilakukan dengan cara kekerasan fisik atau dengan ancaman.
Pelaksanaannya dilakukan dengan menggunakan kekerasan fisik yang akhirnya menimbulkan dendam bahkan korban.

5.Pengendalian

Compulsion  (Paksaan) dan Pervasion (Pengisian)Berdasarkan tehniknya, pengendalian sosial dapat dilakukan secara paksaan (compulsion) dan pengisian (pervasion). Teknik compulsion diciptakan untuk memaksa orang untuk mengubah perilakunya yang menyimpang dan akhirnya secara tidak langsung kembali patuh pada nilai dan norma. Teknik  pervasion dilaksanakan dengan cara menyampaikan nilai dan norma secara berulang-ulang. Dengan teknik ini diharapkan seseorang dapat meningkat kesadarannya dalam mematuhi nilai dannorma yang berlaku.

salah satu cara melakukan pengendalian sosial melalui pendidikan agama